Jumat, 19 November 2010

"Thanks for Nothing"


2 titik bibir membuat derajat...
digerakkan oleh sedikit tenaga dan banyak rasa...

Mengapa orang gila terlalu sering tersenyum dibandingkan orang berlagak normal?
Mengapa atasan kita identik dengan wajah monoton?
Kenapa TKW di arab dipotong bibirnya? (ga nyambung)

Pertanyaan kali ini adalah.....
Apakah arti senyum bagimu?

Akhir-akhir ini saya sering dikagetkan orang yang pelit senyuman di jalanan ibukota. Ada apa dengan mereka? apakah mereka pura-pura sedih mengingat bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini? ataukah mereka sedang kanker mulut? Analisa saya mereka terkena penyakit "apatis akut tingkat tinggi". Hilangnya rasa kepedulian, respect dan tidak pernah bersyukur akan tiap oksigen yang dihirupnya secara gratis.

Mulai dari bapak bisnisman berwajah cabul, wanita karir dengan baju dugem casualnya, hingga orang miskin yang menghabiskan uangnya dengan merokok di pinggir jalan. Mereka lupa cara tersenyum...
 mungkin pemerintah perlu ada penyuluhan bagaimana cara tersenyum yang sehat ke desa-desa.


"We love our patients and our patients love us. You don't sue someone you love.”-Hunter Doherty "Patch" Adams,

Tokoh dokter yang menemukan cara penyembuhan dengan cepat menggunakan senyuman. Ketika seseorang dapat mengekspresikan kebahagiaanya, raga tidak jadi masalah. Dan ketika setiap orang saling share kebahagiannya, masalah tidak akan kunjung datang kembali. Senyum menurutnya adalah benda penting yang seharusnya dimiliki manusia untuk mendapatkan cinta dari sesama.

Apa salahnya berterimakasih kepada supir angkot setelah turun dari angkutannya?
Apa salahnya berterimakasih kepada guru yang memaki-maki karena kesalahan kalian sendiri?
Apa salahnya berterimakasih kepada orang tua kalian ketika diberikan uang jajan?
Apa salahnya tersenyum kepada orang lain, walaupun dia tidak pernah berbuat baik pada kalian?

Menurut saya, senyuman adalah rasa syukur dan respect terhadap sesama dimana akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan yang wajib dimiliki tiap orang.

Mari tersenyum bersama-sama...
Ahahahaha....

Senin, 08 November 2010

"Belanja Terus Sampai Mati"






Alay...
Mereka alien yang menginvasi pergaulan remaja...
Itu perkataan orang-orang yang sebenarnya masuk kriteria alien tersebut...
kalo menurut saya, mereka cuma terinfeksi lifestyle tanpa tahu fungsinya...

Dandan layaknya warga import, rambut bonding, gelang "Power Balance", dengan baju warna-warni seperti lampu pohon natal dengan warna yang nabrak sana sini...
Atau dandan gothic dengan tato murahan di lengan dengan gambar tengkorak melotot, sambil memegang gitar kecil dengan playlist melayunya mereka memalak penumpang di bis...
Mereka bilang ini seni, Menurut saya mereka kayak air "seni" yang sangatlah pesing di Ibukota

Sepeda tanpa rem warna warni yang sedang trendi...
Dikendarai oleh remaja-remaja bertato yang masih setia menghisap tembakau dan bersemayam di paru-parunya....

Teknologi komunikasi beri hitam yang lebih menjual jejaring sosial dengan harga yang sangat tinggi...
Ditenteng oleh wanita-wanita ber-prestige tinggi dengan dalih mempermudah berkomunikasi, malah terlihat jadi pergaulan yang eksklusif...

Beli mobil mentereng dengan plat nomer yang nyentrik...
Orang-orang kaya yang sok-sokan pecinta otomotif, sebenarnya mereka membunuh perlahan perkembangan otomotif lokal dengan mengkonsumsi mati-matian produk negara lain (hingga niat berusaha menjauhi pajak untuk perkembangan negaranya sendiri).

Mereka cuma segelintir manusia yang diklasifikasikan sebagai "Hedonis" yang tertelan dalam-dalam oleh pergaulan....

Kalo kata Tuhan, "Gw memberi yang lo butuh, bukan cuma yang lo mau...!"

Kalo kata mereka, "Biarin sih... duit-duit gw ini..!!!"

Prinsip mereka sangat berbahaya....
Mereka bisa jadi manusia materialistik yang selama ini jadi benalu di negara kita....
Mereka bisa menghalalkan segala caranya untuk mendapatkan yang haram.....

Hedon itu perlu... selama kita tidak lupa akan fungsi...
Belanja perlu.... tapi tapi tidak perlu sampai mati...

Mari kita belanja....
Ahahahahaha....