Jumat, 19 November 2010

"Thanks for Nothing"


2 titik bibir membuat derajat...
digerakkan oleh sedikit tenaga dan banyak rasa...

Mengapa orang gila terlalu sering tersenyum dibandingkan orang berlagak normal?
Mengapa atasan kita identik dengan wajah monoton?
Kenapa TKW di arab dipotong bibirnya? (ga nyambung)

Pertanyaan kali ini adalah.....
Apakah arti senyum bagimu?

Akhir-akhir ini saya sering dikagetkan orang yang pelit senyuman di jalanan ibukota. Ada apa dengan mereka? apakah mereka pura-pura sedih mengingat bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini? ataukah mereka sedang kanker mulut? Analisa saya mereka terkena penyakit "apatis akut tingkat tinggi". Hilangnya rasa kepedulian, respect dan tidak pernah bersyukur akan tiap oksigen yang dihirupnya secara gratis.

Mulai dari bapak bisnisman berwajah cabul, wanita karir dengan baju dugem casualnya, hingga orang miskin yang menghabiskan uangnya dengan merokok di pinggir jalan. Mereka lupa cara tersenyum...
 mungkin pemerintah perlu ada penyuluhan bagaimana cara tersenyum yang sehat ke desa-desa.


"We love our patients and our patients love us. You don't sue someone you love.”-Hunter Doherty "Patch" Adams,

Tokoh dokter yang menemukan cara penyembuhan dengan cepat menggunakan senyuman. Ketika seseorang dapat mengekspresikan kebahagiaanya, raga tidak jadi masalah. Dan ketika setiap orang saling share kebahagiannya, masalah tidak akan kunjung datang kembali. Senyum menurutnya adalah benda penting yang seharusnya dimiliki manusia untuk mendapatkan cinta dari sesama.

Apa salahnya berterimakasih kepada supir angkot setelah turun dari angkutannya?
Apa salahnya berterimakasih kepada guru yang memaki-maki karena kesalahan kalian sendiri?
Apa salahnya berterimakasih kepada orang tua kalian ketika diberikan uang jajan?
Apa salahnya tersenyum kepada orang lain, walaupun dia tidak pernah berbuat baik pada kalian?

Menurut saya, senyuman adalah rasa syukur dan respect terhadap sesama dimana akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan yang wajib dimiliki tiap orang.

Mari tersenyum bersama-sama...
Ahahahaha....

Senin, 08 November 2010

"Belanja Terus Sampai Mati"






Alay...
Mereka alien yang menginvasi pergaulan remaja...
Itu perkataan orang-orang yang sebenarnya masuk kriteria alien tersebut...
kalo menurut saya, mereka cuma terinfeksi lifestyle tanpa tahu fungsinya...

Dandan layaknya warga import, rambut bonding, gelang "Power Balance", dengan baju warna-warni seperti lampu pohon natal dengan warna yang nabrak sana sini...
Atau dandan gothic dengan tato murahan di lengan dengan gambar tengkorak melotot, sambil memegang gitar kecil dengan playlist melayunya mereka memalak penumpang di bis...
Mereka bilang ini seni, Menurut saya mereka kayak air "seni" yang sangatlah pesing di Ibukota

Sepeda tanpa rem warna warni yang sedang trendi...
Dikendarai oleh remaja-remaja bertato yang masih setia menghisap tembakau dan bersemayam di paru-parunya....

Teknologi komunikasi beri hitam yang lebih menjual jejaring sosial dengan harga yang sangat tinggi...
Ditenteng oleh wanita-wanita ber-prestige tinggi dengan dalih mempermudah berkomunikasi, malah terlihat jadi pergaulan yang eksklusif...

Beli mobil mentereng dengan plat nomer yang nyentrik...
Orang-orang kaya yang sok-sokan pecinta otomotif, sebenarnya mereka membunuh perlahan perkembangan otomotif lokal dengan mengkonsumsi mati-matian produk negara lain (hingga niat berusaha menjauhi pajak untuk perkembangan negaranya sendiri).

Mereka cuma segelintir manusia yang diklasifikasikan sebagai "Hedonis" yang tertelan dalam-dalam oleh pergaulan....

Kalo kata Tuhan, "Gw memberi yang lo butuh, bukan cuma yang lo mau...!"

Kalo kata mereka, "Biarin sih... duit-duit gw ini..!!!"

Prinsip mereka sangat berbahaya....
Mereka bisa jadi manusia materialistik yang selama ini jadi benalu di negara kita....
Mereka bisa menghalalkan segala caranya untuk mendapatkan yang haram.....

Hedon itu perlu... selama kita tidak lupa akan fungsi...
Belanja perlu.... tapi tapi tidak perlu sampai mati...

Mari kita belanja....
Ahahahahaha....

Jumat, 03 September 2010

"Buruan dong"

(Tulisan ini saya dedikasikan untuk pacar saya dan teman saya)

Jakarta,
Semakin anda sabar, semakin anda tidak mendapatkan transportasi...
Semakin anda sabar, semakin anda kalah akan situasi....

Lagi lagi persepsi yang terbalik dari kehidupan nyata, akankah moral kita akan berbanding terbalik dengan agama yang selalu mengajarkan kesabaran dan ketabahan?

Suatu saat teman saya bertanya dengan saya, apakah kesabaran itu?
Kira-kira apa yang akan kalian jawab?

Entah kita mau jawab secara logika ataupun perasaan...
yang pasti itu jawaban yang sulit dijawab dengan tindakan.

Apakah manusia akan selamanya egois dan tetap lari kedepan terus menerus tanpa peduli sekitarnya?

Emangnya apa sih yang didapatkan dari hal yang terlalu terburu-buru?

Emangnya apa sih yang dipikirkan orang-orang ketika menyelak membeli tiket di loket?

Emangnya apa juga sih yang dipikirkan orang ketika duduk di depan nenek yang sedang berdiri di angkutan umum?

Selain itu juga sabar harus punya toleransi pada berbagai masalah, misalnya cerita saudara saya mengantri di WC umum, lalu ada seorang ibu-ibu tergesa sedang menggendong anaknya yang masih kecil, "Maaf ya mba, anak saya sudah nangis kebelet pipis ini" kata seorang ibu berusaha masuk kamar mandi, lalu seorang remaja perempuan dengan pakaian modisnya berteriak dengan nada angkuh "Ngantri dong bu, bebek aja bisa baris, masa ibu ga bisa?".

Salahkah ibu itu memohon untuk menyelak dalam barisan?

Atau salahkah Tuhan menciptakan rasa "kebelet pipis" pada manusia?

Setidaknya dia sudah sopan memohon dengan sangat, dan menurut saya itu adalah tindakan sopan yang harusnya dihargai.

Kesimpulan saya, kesabaran memang tidak terlihat hasilnya, karena kesabaran adalah kepuasan yang kasat mata oleh kita.

Kesabaran adalah menunggu akan suatu harapan...

Kesabaran hanya ada jawaban jika bertindak...

Kesabaran itu penting untuk umat manusia...

Mari kita buru-buru sabar..
Ahahahahaha

Kamis, 02 September 2010

"Ratapan seorang binatang"

 
Di rumah saya terdapat satu tikus besar (tadinya kecil) dan gesit yang banyak memakan makanan sisa keluarga dengan seenaknya, dia kami beri nama "Ciko".Tipikal tikus yang dibenci oleh ibu rumah tangga dengan bulu yang hitam dan tatapan mata memelas kepada manusia. Sampai sekarang dia masih hidup di samping kamar saya, walaupun sudah berkali-kali hampir tertangkap.

Hingga suatu saat saya berpapasan lagi dengannya, saya langsung terpikir, sebenarnya dia hanya ingin bertahan hidup, kita telah memutus rantai makanan mereka berratus-ratus tahun lamanya. Jika saya ada di posisi ciko, mungkin saya akan melakukan hal yang sama dengan terpaksa memakan makanan sisa manusia dan lari terkencing-kencing karena akan dibunuh dan dibuang ditengah jalan berharap ada kendaraan yang melindas (kebiasaan buruk Indonesia, ngotor-ngotorin jalan). Hingga sekarang saya agak tidak tega membunuh Ciko, tapi suatu saat saya akan menghabisinya, ahahaha....

Membahas tentang binatang, kita sebagai mahkluk kota pasti sudah tidak pernah menjamah mereka lagi dengan kasih sayang. Kebun binatang sekarang banyak yang tidak terurus(salah satunya kasus banyak matinya binatang kebun binatang di Surabaya), suatu saat ketika mereka punah, maka kita menyalahkan alam. Jika suatu saat Tuhan berubah pikiran dan membuat makhluk yang lebih kuat dan lebih pintar daripada manusia, dan mengakibatkan manusia punah, akankah kalian  tetap menyalahkan alam?
 
Pernahkah anda melihat video yang sangat kontroversial seekor  harimau putih memakan manusia? kalo saya menerjemahkan tindakannya, mungkin dia berpesan pada kita semua, "Tolong perbaiki fasilitas kebun binatang dengan tambahan AC, kalo tidak saya makan kalian seperti abang-abang ini!"

Meracuni anjing orang

Memperdagangkan binatang langka

Hingga merusak habitat mereka dengan dalih keuntungan semata

Mereka memang bukan manusia, tapi perlakukanlah mereka selayaknya binatang.

Atau malah jangan menyamakan manusia sama binatang


Mari meratap bersama...
Ahahahaha...

"I Love New York"





"I Love New York"
"I Love HongKong"
"I Love Singapore"
"Why should I Love Indonesia?"

Anda ingat kejadian dimana batik diperebutkan oleh dua negara yang egois? Saya sangat ingat sekali, dan pada hari jumatnya saya datang ke  kampus dengan batik Pekalongan (karena dipaksa oleh pihak kampus).

Batik itu cuma bukti kecil saja bahwa kita tidak lulus sebagai bangsa yang cinta budaya sendiri. Sekarang malah jadi masalah panjang dengan tetangga sebelah yang punya hubungan darah dengan kita.

Salah penduduknya kah?
atau salah batiknya karena susah sekali dibuat?
Kan bisa saja elemen dari batik digabungkan dengan budaya sekarang sehingga bertambah nilai jualnya.

"You don't have to burn books to destroy a culture. Just get people to stop reading them."- Mahatma Ghandi.
Remaja sekarang jarang yang dapat mengimplementasikan budaya dalam kehidupannya sehari-hari. Malah cenderung mengkonsumsi budaya lain.Kita tidak diajarkan membaca budaya seperti yang dikatakan Gandhi, tapi cuma diberikan buku saja. Sehingga Budaya tidak meresap dalam diri kita. Saya punya pengalaman tidak menarik dari seorang guru, dia merupakan contoh orang Indonesia yang tidak bisa menghargai dan hanya bisa mengkonsumsi.

Waktu itu saya sedang mengajar workshop tentang animasi untuk sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta. Penuh sekali ABG dengan tatapan dinginnya dan segala pernak-pernik pergaulan. Saya mengajar perlahan dan akhirnya ilmu saya berhasil diterima (dengan sedikit paksaan) kepada remaja labil tersebut. Di akhir workshop saya memberikan sebuah pesan (sok) moral tentang mencintai animasi produk Indonesia. Tiba-tiba, bak halilintar di dalam rumah, seorang guru ABG labil itu menyeletuk dengan angkuhnya, "yah... itu mah tugas kalian aja yang bikinnya bagus, yah harus dibagusin donk, baru kita bisa suka...". Saya sangat berharap bapak ini tewas tersedak durian setelah pulang nanti, tapi sayangnya Tuhan tidak menyetujui doa saya.



 Mulai semenjak itu saya jadi benci semua serial animasi buatan negara lain yang disiarkan di TV di Indonesia. Sering sekali saya dan teman-teman berbincang-bincang tentang masalah ini, dan kami lebih menitikberatkan pada pemerintah kita yang kayak pepatah "pura-pura dalam perahu, kura-kura tidak tahu". Kita tidak dibantu sedikitpun dan juga mereka tidak menggunakan hal semacam animasi untuk meningkatkan rasa nasionalis bersama, malah mengkonsumsi habis-habisan produk tetangga. Sama halnya dengan batik, kenapa tidak dari dulu saja mereka membuat banyak event tentang batik yang meriah-meriah seperti sekarang ini, mungkin kita tidak semelarat dan tidak terlalu sok nasionalis seperti sekarang ini. Daripada membuang banyak biaya untuk perang, lebih baik betanding dengan industri kita dengan pemikiran yang strategis sekaligus memupuk rasa berbangsa.

Orang kaya berbondong-bondong ke luar negeri hanya untuk buang recehnya di tanah orang. kenapa ga belanja di negara sendiri yang kualitasnya sama saja dan bahkan jauh lebih baik.


Pernah beli barang dengan label "Made in Indonesia" ?


Saya pernah, dan dulu bodohnya saya, saya anggap itu produk bajakan.Akhirnya saya sadar ternyata memang pabrik buatan Indonesia itu baik dan sangat berkualitas.

Masyarakat lebih cenderung melihat produk lokal adalah hasil bajakan atau suatu buatan yang amatir. Kita lihat dari industri fashion, bisa dibilang negara kita penuh dengan insan-insan bisnis yang berpotensi menyaingi industri China yang serba murah dan "cepat beli baru". Mungkin aspek lainnya pun juga harus banyak mendapat perhatian dari pemerintah agar dapat bantuan tenaga sehingga bersama membangun negara ini.

Pemerintah belum mendukung dengan maksimal, dan sekarang malah bikin rumah lebih gede yang (gosipnya) ada fasilitas SPA.

Daripada menunggu bantuan dari para pejabat, alangkah baiknya kita bersama mendukung semua produk dari negeri sendiri.

Seperti lagu yang dulu dilantunkan oleh penyanyi cilik Cindy Cenora,

Mari kita cinta rupiah
Ahahaha...

Minggu, 29 Agustus 2010

"Lebih Baik Hidup Membelah Diri"


Suatu saat, di pagi hari yang indah dengan ditemani secangkir kopi yang hangat dan penuh caffein, anda membaca koran dan melihat headline berjudul "Seorang pria ditemukan tewas setelah diperkosa oleh 5 orang wanita", maka akan terlintas, ternyata sudah ada emansipasi dalam dunia pelecehan seksual, tetapi sayangnya itu tidak pernah terjadi.

Mungkin tulisan pada hari ini lebih saya tujukan pada kaum adam, tapi juga ada beberapa masukan untuk kaum tulang rusuk.

Terjadinya pemerkosaan para turis Jepang, Transjakarta dengan antrian beda kelaminnya, hingga pengintipan di bilik fittingroom, semua ini merupakan kasus kriminal yang diklasifikasikan sebagai "Sex Abuse", dan yang pasti pelakunya adalah kaum pria yang tidak mengenyam sex education di bangku sekolahnya (atau bahkan dia tidak punya bangku disekolah, atau malah tidak pernah sekolah sama sekali).

Sekilas saya terlihat sebagai pria munafik yang mirip tokoh agamis di FPI, tapi jujur saya sudah sadar bahwa hal ini sangatlah serius dan saya sudah mulai dari diri saya sendiri untuk merubah pemikiran seluruh pria di dunia ini. Tidak mungkin kita menunggu salah satu dari saudara (atau malah pacar atau istri) anda diperkosa oleh pria-pria bajingan, lalu kita mulai mengutuk hal-hal tersebut sampai dibawa mati dan malah jadi hantu gentayangan pembela pemerkosaan.


"Dogs never bite me. Just humans." - Marilyn Monroe

Bahkan simbol sex seperti Marilyn saja merasa sangat dilecehkan oleh manusia, yang padahal kita tahu bahwa beliau adalah sosok yang dipuja-puja pria.

Mengapa Tuhan tidak menciptakan kita menjadi amuba yang hanya membelah diri saja dibandingkan melakukan reproduksi yang membutuhkan pasangan ?
Atau ini salah dari budaya kita yang selalu menjadikan pria paling berkuasa di segala aspek?

Kita kembali kepada kita sebagai ciptaan Tuhan bernama manusia. Terkadang saya sebagai pria agak kecewa dengan semua laki-laki yang merendahkan kemampuan wanita, dan malah menjadi teror bahwa wanita akan selamanya lemah. Saya melihat wanita itu sebagai "Manusia", dan mereka sama dengan kita. Mereka kuat, mereka pintar, dan saya sangat kasihan dengan mereka. Cobalah untuk merasakan berada di posisi mereka....

Akankah mereka selalu berjalan di malam hari dengan penuh teror dalam pikirannya?

Apakah mereka tidak boleh ganti baju di fitting room?

Apakah mereka akan selalu terpisah dengan teman atau pacarnya ketika mengantri di halte Tranjakarta?

Ataukah semua manusia di dunia ini harus menjadi pria?

Mengapa Tuhan menciptakan pria dan wanita?

Agar kita bisa belajar satu hal...

saya akan menjawab dengan jawaban klise dan susah dimengerti....

"Kita belajar saling melengkapi dan mencintai...
Ketika kita belajar mencintai pasangan lawan jenis, kita akan naik satu level lagi...
yaitu mencintai dan melayani sesama..."

(Karena pada dasarnya Tuhan menciptakan nafsu dengan beda jenis yaitu sebagai "cinta paksaan", dimana kita dengan secara otomatis akan mencintai dan melindungi pasangan beda jenis dengan segenap hati)

Tuhan tidak bermaksud membeda-bedakan kita, tapi justru menyatukan kita, karena kita tidak bisa melakukan segalanya sendiri. Jika manusia bisa segalanya maka dia cenderung akan menantang Tuhan dan berlomba-lomba mengalahkan-Nya.

Mari berusaha sopan memberikan tempat duduk pada ibu-ibu yang sedang hamil, berusaha untuk tidak selingkuh dan berusaha untuk saling menghargai dan saling melayani tanpa pandang perbedaan. Dan untuk kalian kaum wanita, hargailah diri kalian dari sekarang, kalian sangat berharga di mata kami kaum pria.

Mari kita membelah diri...
Ahahahaha...

Rabu, 25 Agustus 2010

"Katanya lagi musim rampok ya?"


Anda pernah dirampok?
Anda pernah puasa?
Bagaimana jika anda puasa lalu dirampok?
Sayang sekali saya tidak pernah dua-duanya...

Kalo ditanya, "anda pernah dirampok?" pasti semua warga Indonesia menjawab dengan lantang "SERING SEKALI".

Sekitar 2 Minggu ini, saluran berita "kedepanan mengabarkan" seperti biasa menyiarkan berita hot lusinan kali tiap harinya, tentang maraknya kasus perampokan di Indonesia ini. Spontan saya bertanya dalam hati, "Kemana aja ni TV ONE? kayaknya dari dulu udah banyak koruptor yang belom ketangkep, apa bedanya rampok sama korup?"

Sepertinya otak-otak jahat sudah mensiasati akan melakukan aksinya pada bulan suci Ramadhan, dimana mayoritas warga Indonesia sedang berpuasa dan sedang sabar-sabarnya. Kewaspadaan jadi berkurang dan menjadi banyak celah untuk berbuat jahat.Ini juga sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya, pencurian dirumah ketika penghuni sedang shalat tarawih.

Tapi rampok itu lebih radikal dengan serangan mencurinya dan cenderung melukai. Beda daripada kasus ikan teri pencurian perabotan rumah tangga tahun-tahun sebelumnya. Seperti kasus di Sumatera Utara, ada satu kotban jiwa. Kenapa tahun ini tingkat emosi pencuri meningkat? ataukah ini hanya teror politik belaka?

Saya memiliki 2 pengalaman yang agak membukakan mata saya akan dunia profesi curi-mencuri.

Kunci motor saya hilang dan saya harus kembali menduplikatkan kunci cadangan saya, agar saya punya kunci cadangan lagi. Kalian tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan tukang kunci amatir ini? cukup 5 menit, bagaimana yang profesional? tersentak kagum bercampur takut, saya bertanya dalam hati, "abang ini dulunya pernah bobol rumah mentri lalu tobat menjadi tukang kunci kali ya?". Dan akhirnya saya pulang dengan penuh tanya.

Suatu ketika saya naik taxi dengan pacar dan teman saya menuju rumah. Selama di taxi itu terjadi pembicaraan yang agak tidak lazim antara supir dan penumpang. "Indonesia lagi banyak rampok ni pak..." kata supir taxi membuka pembicaraan. Lalu pembicaran saya sambung dengan informasi yang saya miliki dan pada akhir pembicaraan supir taxi itu menjelaskan bagaimana pencuri itu membuat peralatan mencurinya. Dengan detail dan fasihnya dia menceritakan prosesnya dan dalam pikiran saya, "Gila ni supir, dulu pernah jadi maling kayaknya! tinggal kesambet setan aja dia udah punya showroom motor curian!"

Setelah saya renungi, kesimpulan saya akan hal ini, ternyata kita semua ini adalah pencuri atau perampok.Kita memiliki bakat mencuri. Kita mempunyai bakat berbuat jahat. Kenapa berbuat jahat itu mudah? sedangkan berbuat baik itu susah?

Apakah Tuhan sengaja memberikan bakat jahat ini pada tiap manusia?

Atau setan yang mengendap-endap menyalurkan ilmu jahatnya kepada manusia?

Jawaban saya adalah, Tuhan ingin kita belajar bagaimana rasanya jika kita merugikan orang lain. Bagaimana kita melukai hati sesama. Sehingga akhirnya kita menyesal dan bertobat dan tidak akan melakukannya lagi.

Tuhan hanya memberi alarm supaya kita bisa kembali mencintai sesama dan kembali pada jalan-Nya

Mari mencuri bersama....
Ahahahaha....

Minggu, 22 Agustus 2010

"Science love religion... or not?"


 Priest hate dinosaurs..
Scientists never write about "God" in their bible....
and the moderate like to create their own astray religion...

Seperti mereka tersesat dalam labirin pikiran mereka sendiri, mereka berfantasi di dunia yang belum tentu ada. Atau mempertahankan yang seharusnya tidak perlu dipertahankan.

Manusia diciptakan untuk bebas, dan bebas adalah manusia. Kita harus bijak, bukan harus pintar. Pintar itu menyesatkan diri sendiri, sedangkan bijak itu harus penuh pertimbangan moral. Pihak yang sangat pintar beragama, pasti identik dengan membakar,seperti contoh membakar alquran atau membakar gereja sedangkan pihak ilmuwan identik dengan hilang, baik hilang moral atau terkadang hilang ingatan (alias gila).

"Tuhan tidak perlu dibela" Abdurrahman Wahid

Pintar agama membuat mereka memperjuangkan Tuhan-Tuhan mereka dengan mandi darah dan membuat dinding berlin tinggi di tiap tiap perbatasan negara. Membuat mereka menganggap Tuhan mereka yang paling pintar. Tapi Gus Dur yang seorang tokoh agama ini bijak menanggapi itu semua. Beliau tidak kelewat pintar, beliau hanya kelewat bijak. Jujur, saya kagum pada tokoh ini, beliau satu-satunya yang membukakan mata saya akan tidak perlunya debat antar agama.

"A man should look for what is, and not for what he thinks should be" Albert Einstein

Quote diatas membantu kita untuk menjadi ilmuwan yang objektif, bukan ilmuwan obsesif. Ilmuwan seringnya terlalu terobsesi dan bahkan termakan oleh imajinasinya sendiri dan Tuhan pun sulit menolongnya dari fantasi rekayasa dirinya yang menyesatkan dan berakhir dengan tembakan dikepala atau duduk di kursi roda dengan robot bantuan suara di leher. Bahkan mereka belum cukup menghabiskan 2000 tahun untuk mengetahui teori "telur atau ayam".

Manusia itu harus bijak memakan pengetahuan dan bijak menerjemahkan perintah absurd dari Tuhan. Manusia itu harus bijak memanusiakan manusia.Manusia harus tahu bahwa mereka adalah manusia.

Manusia harus bisa melayanai sesama dengan agama dan pengetahuan yang baik.

Kita harus pintar keduanya, dan kita harus bijak. Tuhan itu ada, dan dinosaurus itu juga pernah ada.

Mari Bijak bersama...
Ahahahaha....

Rabu, 18 Agustus 2010

" They've became maudlin and forget what hard work was for..."



Sinetron...
Membuat para ibu-ibu menahan kebelet pipisnya untuk bisa melihat ending ceritanya...
ada apakah dibalik itu semua?

Alur cerita datar, lusinan session, tabrakan mobil dan insomnia (eh.. salah, maksudnya amnesia), extreme angle (sampe jerawat artisnya keliahatan), sampai mereka lupa akan moral value dalam naskah. Mungkin ini terlalu terlambat untuk dibahas, tapi kata orang tua gw "gak ada kata terlambat untuk belajar nyetir, nanti kalo kamu beli mobil sendiri aja". Mungkin uneg-uneg gw ini bisa jadi masukan buat nusa dan bangsa kelak.

Hal pertama yang paling diperhatikan pasti, inti permasalahan dari cerita. Dari judul kalian pasti langsung tau kalo itu cuma cerita satu orang tokoh utama yang malah cenderung nyeritain kehidupan sehari-harinya sengsara dan akhirnya berujung kawin sama orang kaya, atau bahkan ternyata dia aslinya punya warisan 7 turunan ga abis-abis. Tidak ada point penting atau emphasisnya. Makan gaji buta juga penulis naskahnya. Mereka ga punya kosep apa-apa, atau malah bisa dibilang mereka tidak berbakat sama sekali.

Jika kalian sering ke Gramedia, bisa kalian liat banyak novel karya bangsa yang brilian dan bahkan sangat berpotensi untuk dibuatkan filmnya daripada program banci kaleng di TV. Bukti ini menunjukkan bahwa sebenarnya penulis cerita atau naskah di negara yang ga jelas ini sangatlah berbakat. Mereka muda, mereka sangat berbahaya, gw sering menyebutnya "Dangerous Youth". Kenapa mereka tidak diberikan peluang? menurut saya, sinetron di TV tua kalian itu sudah dimonopoli oleh keluarga India (biasanya kreditnya penuh dengan nama marga yang sama)  dan yang beberapa hanya takut kehilangan peluangnya di makan oleh anak muda yang jauh dibawah umurnya.

“If you tell a lie big enough and keep repeating it, people will eventually come to believe it. The lie can be maintained only for such time as the State can shield the people from the political, economic and/or military consequences of the lie. It thus becomes vitally important for the State to use all of its powers to repress dissent, for the truth is the mortal enemy of the lie, and thus by extension, the truth is the greatest enemy of the State.”- Joseph Goebbels

Berikut adalah quote dari seorang "Mario Teguh"nya hitler di masa perang ga penting ke 2. Seorang pencetus propaganda yang banyak dimplementasikan oleh banyak orang sekarang ini. Yang kita ambil dari kata-katanya adalah "sesuatu yang direpetisi terus menerus akan mendarah daging". Adakah hubungannya dengan sinema jelektronik di negara kita? Semakin sering disetel dan disiarkan dalam TV setiap harinya, maka masyarakat akan dihipnotis seperti yang dilakukan Romy Rafael, untuk selalu termotivasi dari apa yang telah mereka tonton.

Akibat dari "money talks" ini sangat berdampak pada masyarakat, yang akhirnya mereka hanya having fun, tanpa kerja keras, dan percaya hidup mereka sama seperti sinetron, suatu saat akan datang peluang bahwa orang kaya akan jatuh cinta dan membawanya kawin lari dengan pengalaman cinta yang luar biasa. Manja dan semakin tidak berpendidikan.

Semoga perfilman Indonesia bisa mengatasi permasalahan ini dengan baik...
Mari Mellow Bersama....
Ahahahaha...

Selasa, 17 Agustus 2010

"Semoga banyak orang tenar lahir di Indonesia"


65 Tahun lamanya Indonesia berdiri, dan segelintir orang-orang terkenal yang naik ke permukaan ketenaran. Mulai dari pemain bola, presiden dunia, idol luar negri, dan sampai 2 bocah youtube yang terkenal dengan lagu beracunnya. Indonesia memang penuh dengan orang berbakat, dan sampai sekarang kalian tidak pernah menyadarinya.

"Everyone will be famous for 15 minutes"- Andy Warhol

 Andy Warhol, seorang selebritis pop art dan juga fortune teller dengan quote nya barusan, meramal sekarang jamannya mencari perhatian banyak orang dengan kreatifitas dan hal yang "hualah, gak ke pikiran yah..". Sekarang banyak orang yang tenar dari Tuhan ke 2 manusia, yaitu internet (bukan indomie telor kornet). Yang biasanya orang berdoa "Ya Tuhan, semoga aku bisa jadi artis terkenal" , sekarang malah "aduh modem, jangan putus nyambung gini donk koneksinya".

Cenderung sekarang kita menilai orang itu tenar dari segala hal yang berbau entertain di dunia maya, mulai dari artis reproduksi manusia sampai pada artis dubbing lagu "centil" atau malah seperti cinta segitiga ala anak ababil(anak ABG labil) Krisdayanti dan Raul. Kita lihat secara hiburan, bukan sebagai atas apa yang telah dikontribusikannya pada manusia.

Tukang sampah, office boy, sampai tukang gali kubur yang seharusnya mendapatkan banyak nobel dan masuk guinness book malah tidak pernah kita pandang dengan mata terbelalak. Sebelum ngetrendnya film kiamat ala ramalan bangsa maya, tukang sampah sudah mulai melakukan aksi heroik mereka menyelamatkan mother nature, dan tukang gali kubur yang menjadi penjaga pintu maut ini pun banyak menyelamatkan nyawa orang banyak selamat sampai tujuan. Merekalah orang yang banyak kontribusi pada kita dan seharusnya layak masuk layar kaca TV kalian. Can you dig it?

Saya berharap banyak orang-orang yang tenar yang akan muncul di Indonesia, bukan sebagai artis yang cuma bisa menyayikan lagu ciptaan orang lain, tetapi sebagai passion yang banyak mengkontribusikan banyak hal positif pada sesama manusia...


MARI KITA TENAR BERSAMA....
hehehehe...